Selompret Hidoep

Sunday, October 02, 2005

saung angklung udjo

Bila berkesempatan ke kota Bandung, fikiran saya tak jauh dari *Bandung adalah outlet..kartika sari..brownies kukus..bawean..cihampelas..yoghurt..edward forrer..batagor kingsley..the valley..sosis pasirkaliki dan..uhm...*angklung??* Sepertinya yang terakhir ini terdengar aneh!! Tapi tak menjadi aneh setelah saya mengunjungi sebuah saung (saung, bahasa sunda yang artinya rumah kecil, tempat bercengkrama, berkumpul,yang dinding dan rangkanya terbuat dari bambu). Saung itu adalah *Saung Angklung Udjo* yang saya kunjungi selepas 3 hari retreat UPH di Bandung.

Image hosted by Photobucket.comSeperti namanya, tempat ini memang lebih mirip sebuah padepokan,rumah-rumah dari bambu. Berbagai alat musik angklung menjadi *jantung* saung ini, dan Udjo adalah nama sang maestro, pendiri saung angklung ini. Melangkahkan kaki memasuki tempat ini, saya dibangunkan oleh sebuah kesadaran bahwa inilah...salah satu kekhasan kota Bandung yang jauh lebih berharga dari pada sekedar deretan bangunan-bangunan outlet megah dan restoran-restoran di ujung tebing dan lembah yang kini banyak menjamur di sana. Bagi anda penikmat seni dan mencoba melihat Bandung tidak hanya dari sudut komersial industri semata, saung angklung udjo menjadi oase di tengah lebatnya outlet,mall dan gerusan budaya kapitalis yang cakarnya sudah (terlanjur) mencengkram erat kota Bandung.

Image hosted by Photobucket.comSaung Angklung Udjo (selanjutnya disingkat menjadi SAU) didirikan bulan Januari 1967 oleh Alm.Mang Udjo (Udjo Ngalagena) dan istrinya Uum Sumiati Udjo. Keakrabannya dengan alat musik angklung ditumbuhkan sejak ia berumur 4 tahun, dimana di desa tempat tinggalnya, ia sering mengikuti perarakan / upacara-upacara tradisional yang banyak menggunakan angklung sebagai alat musik pengiring pesta tradisional di desanya. setelah lulus sekolah menengah, ia memilih untuk serius mempelajari budaya (terutama musik) khas Jawa Barat. Di sekolah menengah, ia belajar jenis nada diatonis (do re mi) di samping nada pentatonis yang menjadi khas tangga nada tradisional sunda/jawa. Mang Koko adalah seorang maestro tempat Udjo belajar bermain kecapi. Keiingintahuannya akan jagad musik tradisional jawa membuat ia belajar gamelan dari Raden Machyar Angga Kusumahdinata. Sampai akhirnya ia juga belajar alat musik angklung dari bapak Daeng Soetigna,orang pertama yang menciptakan angklung dengan bunyi nada diatonis pada tahun 1938.

Image hosted by Photobucket.com















>>1 gambang mini
alat musik bernada diatonis, yang berukuran relatif kecil. Bentuknya yang kecil, sering digunakan orang sebagai aksesoris di sudit rumah.
>> 2 angklung set lengkap
terdiri dari 6 set oktaf nada angklung diatonis yang memiliki range / jangkauan nada yang berbeda beda. angklung orkestra ini untuk dimainkan pemain lengkap sejumlah 25 orang.
>> 3 arumba
arumba adalah singkatan yang diberikan oleh SAU untuk sebuah makna, Alunan Rumpun Bambu. alat musik berbentuk orkes kecil ini untuk dimainkan 6 orang pemain. pada dasarnya alat musik ini dibentuk meniru format alat musik vibraphone dan xylophone dalam konteks alat musik modern. namun soal bunyi, tentunya sangat berbeda.
>> 4 calung
jenis alat musik ini konon kabarnya lebih tua dari angklung. aslinya, alat musik ini bernada pentatonik sesuai gaya lagu sunda / jawa barat. namun dalam perkembangannya, dibuat juga calung dengan nada diatonik. cara membunyikannya adalah dengan memukul rongga bambu sehingga menimbulkan bunyi. panjang pendek ruas bambu mempengaruhi bunyi yang ingin dihasilkan.

Seiring dengan kekagumannya pada alam yang bisa menciptakan bunyi-bunyian, ia mengembangkan alat musik angklung menjadi beragam jenis alat musik dari batang bambu sehingga dapat disebut sebagai *orkes angklung*.Kepiawaiannya mengeksplorasi bunyi bunyian dari ruang batang bambu membawa *orkes angklung* menjadi suatu penampilan tradisional khas dalam pembukaan KTT Asia Afrika tahun 1955 di Bandung, dengan Bp.Daeng Soetigna sebagai konduktor orkesnya. Kepiawaiannya membuat ia layak menerima tongkat estafet pelestarian seni budaya angklung dari empunya, Daeng Soetigna, hingga ia dapat berkeliling Indonesia bahkan dunia, untuk memperkenalkan alat musik tradisional asli Indonesia.

Mang Udjo bukanlah seorang maestro andaikata ia hanya menghayati pekerjaan yang ia lakukan hanya sebagai rutinitas belaka. Ia mengambil sari kebijaksanaan alam dari setiap ruas bambu yang ia tempa menjadi alat musik angklung. setiap goyangan atau pukulan angklung, membuat ia sadar bahwa banyak bunyi bunyian buatan manusia, semua sesungguhnya berasal dari alam. Alam adalah sebuah tanah air terluas dimana banyak bunyi bunyian dan musik lahir dari sana. Permasalahannya, apakah manusia mau mendengar suara alam yang sudah menyediakan sejuta keindahan? Banyak sekali aforisma (ungkapan bijak) yang selama almarhum hidup, ia abadikan dalam tulisan-tulisan yang kini dipajang di setiap ruas dinding SAU. Buah perenungannya yang hadir dalam setiap aporisma, membawa anak cucunya untuk tak larut dalam *bisnis angklung* semata, tapi diingatkan untuk kembali ke alam,sebagai ibu kandung segala keindahan yang bisa ditangkap indra manusia, yang pada akhirnya tidak membuat manusia menjadi sombong dan lupa, hanya ingat uang semata,namun juga ingat Sang Pencipta. Mang Udjo wafat 3 Mei 2001 meninggalkan warisan budaya yang tak ternilai harganya, yang kini terus dikembangkan oleh anak cucunya.

Kembali menikmati SAU, saya ajak Anda untuk memasuki ruang penjualan souvenir khas budaya jawa barat. Topeng sunda, wayang golek, blangkon sunda, angklung mini, kendang, lukisan bambu, suling, dan berbagai aksesori dari bambu mendominasi toko souvenir dalam SAU ini.

Persis di sebelah toko souvenir, didirikan pendopo berpanggung untuk *pertunjukan* sanggar SAU ini. Pendopo dibangun mirip stadion mini untuk pertunjukan sanggar. Untuk kita ketahui, SAU tidak hanya memiliki visi untuk mengembangkan alat musik angklung saja, namun juga ingin mengembangkan kesenian Sunda pada umumnya, seperti wayang golek, tari tarian tradisional, serta pertunjukan drama tradisional. Suguhan wayang golek membuat seluruh penonton terhibur, dengan kelihaian dalang memberikan *roh* pada tokoh wayang si cepot yang mengaku ngaku wajahnya mirip Delon :D. Begitu juga dengan keriaan anak anak remaja dan anak anak kecil di bawah asuhan sanggar SAU membawakan tarian suka cita untuk temannya yang ditandu karena baru saja disunat. Budaya lampau tanah parahiangan mencatat bahwa dahulu kala, seorang anak selesai bersunat, harus di arak sekeliling kampung sebagai penanda ia sudah dewasa dan siap untuk menikah.

Image hosted by Photobucket.com
>>5 >> 6 mengarak raja kecil
Anak-anak sanggar SAU menarikan tarian keriaan ungkapan syukur rekannya yang sudah disunat.
>> 7 orkestra memainkan lagu manuk dadali, lagu khas jawa barat
>>8 istirahat kelelahan setelah pertunjukan. Anak - anak SAU, suryana, asep dkk.

Image hosted by Photobucket.comSalah satu pertunjukan yang memukau adalah penampilan orkestra angklung dan koor anak-anak. Pada pertunjukan pertama mereka membawakan lagu *Indonesia Tanah Air Beta* dan *Tanah Air*. Selanjutnya dimainkan pula beberapa lagu barat bahkan lagu benuansa *techno* yang berhasil dimainkan dengan orkestra angklung tanpa kehilangan *greget*nya sebagai lagu pop modern. Dalam penampilan ini, orkestra angklung dibantu beberapa alat musik non bambu, yaitu drum dan gitar bass, untuk memberikan nada-nada terrible bawah yang tak mungkin diciptakan oleh alat musik bambu karena terdengar terlalu *light* / bening. Sayang, terkadang alat musik *bantuan/sampingan* ini sedikit mengganggu performa karena dimainkan terlalu keras sehingga dalam bagian bagian tertentu menenggelamkan irama angklung yang terdengar. Mendengarkan dengan lebih jeli, aransemen orkestra ini bukan aransemen sembarangan. Komposisi digarap serius dengan tidak hanya sekedar menggunakan chord chord standar, tapi juga menyisipkan nuansa pentatonis yang memperkaya roh lagu sebagai lagu tradisional sunda. Grup orkes bambu SAU sungguh luar biasa. Tepukan riuh dan decak kagum penonton, menandakan keindahan performa orkes tradisional ini.

Image hosted by Photobucket.comSelain disuguhi orkestra dan tarian, saya dan rombongan menyimak penjelasan cara membuat angklung, oleh anak sulung Alm.Mang Udjo sendiri. Singkatnya, buluh bambu diukir dan diukur panjangnya, lalu ditiup/dipukul untuk mengetahui apakah bunyi yang dihasilkan sudah

2 Comments:

  • bez depozytu bonus free pieniadze dla nowych aktualne zastawienie bonusów
    za darmo kapitał aktualny
    sign-up bonus, no deposit bonus, match and no required darmowy kapitał startowy , and all bonuses in internet bez depozytu platformy
    bonus bez depozytu full titan
    poker za darmo , bonusy bez depozytu, graj w pokera bez obligacji generycznych bankroll buduj wolno ale dokładnie odbiór dla poker rooms Promocje dla nowych graczy
    titan mansion party poker pkr bet most i inne platformy room
    poker bankroll without uniqe poker room rooms deposit
    Bonus senza deposito mansion Bônus de Pôquer,
    titan poker no deposit 50 full tilt Bonus senza deposito
    bankroll without deposit poker
    poker rooms with titan poker bankroll free poker bankroll no deposit
    Play at real money tables completely free with no deposit cash ... The Free Poker Bankroll are given to poker players who open a new account
    free poker cash on poker
    CD Poker. You will get $50 almost uniqe poker room's instantly and an ...
    This free cash and promotions poker bankroll offer
    bankroll is probably one of the most popular actual straigh forward of these actual benefit...
    free poker no deposit required
    wsop excluleading poker signup for Free No Deposit $100 Bankrolls. ...
    sorry if spam for you ..

    By Anonymous Anonymous, at 7:39 PM  

  • Thank you for providing such a thoughtful saung angklung udjo post, I really enjoy to be here. Your have great insight about saung angklung udjo of your post. Your :::episode hidup blog is really excellent.
    --------------------------
    My website: Online Poker Bonus deals and Texas Hold'em Poker & Poker ohne einzahlung & Poker Bonus Instant

    By Anonymous No Deposit Bonus, at 5:35 PM  

Post a Comment

<< Home