kapel desa putra - lenteng agung
minggu,26 Juni 2005 yang lalu, saya dan teman-teman koor magnificat, menyanyi di sebuah pernikahan di kapel panti asuhan desa putra - lenteng agung. kali ini adalah kali pertama saya mengunjungi kapel ini. seperti biasa, saya selalu menyempatkan diri untuk mengamati sudut-sudut menarik sebuah gereja (kapel) yang baru pertama kali saya masuki. kesan pertama saya adalah : kotor..! !@#$@#%@#$% sayang sekali..!, keindahan altar yang berusaha ditata dan dihias sedemikian rupa, sekejab menjadi sirna indahnya bila melihat lingkungan luar yang kurang terawat. ibadah menjadi kurang kusyuk, terlebih untuk ekaristi istimewa bagi sang pengantin dan keluarga. fungsi bangunan memang harus berkompromi dengan lingkungan sekitar. ketika kondisi lingkungan tidak mendukung, maka fungsi bangunan sebagai tempat ibadah sedikit terkikis dengan hiruk pikuk orang di luar yang dengan mudah terlihat dari dalam, belum lagi kondisi lingkungan yang kotor. namun, foto-foto di bawah ini cukup menjadi oleh-oleh rekaman sisi-sisi menarik kapel kecil ini.

salib utama yang digantung di tembok tengah altar. salib ini tidak memakai tubuh Yesus yang disalib, tapi justru sosok Yesus yang sudah bangkit mulia, dengan kibaran jubah merah dibelakangnya. di tangan kiri Yesus, terdapat merpati putih, lambang roh kudus, sebagai simbol penyertaan Kristus pada manusia sampai pada akhir zaman, setelah ia bangkit dari dunia orang mati. salib bentuk ini mengingatkan saya pada salib di gereja st.matius- bintaro yang terbuat dari perunggu. salib di gereja tersebut juga menampakkan tubuh Yesus yang tidak disalib, tapi yang bangkit dengan merentangkan kedua tanganNya menyongsong kemuliaan

bagian unik dari meja altar adalah lukisan tiga dimensi perjamuan terakhir. dengan bentukan timbul, lukisan ini dilukis dengan menggunakan warna tajam. sayang, kemeriahan bunga di atas altar sering menimbun keindahan ornamen altar ini, sehingga warna terkesan 'tabrakan'. pemilihan warna bunga yang cenderung berwarna netral akan lebih menonjolkan ornamen menarik ini yang mendukung Ekaristi sebagai peringatan perayaan perjamuan terakhir Yesus 2000 tahun yang lalu

gua maria kapel desa putra. terletak di sisi kiri gereja. letaknya persis di sisi kiri pintu keluar. dengan batu batu alam dan efek 'lumut' buatan dan tumbuh tumbuhan yang ditanam di pot pot kecil, gua maria ini cukup memberikan suasana doa yang mendukung. sayang, tempat yang kurang luas membuat umat harus berdesak desakan untuk berdoa di gua maria ini. jaraknya yang terlalu dekat dengan gereja, membuat gua maria ini kurang memiliki 'cukup ruang' bagi umat untuk bisa tenang-diam-hening karena kala kita berdoa di sini, riuh umat di dalam gereja masih terdengar jelas. gua maria ini, saat saya berkunjung ke sana, baru berumur 1 minggu, dan dibangun atas swadaya umat di desa putra.
altar-panti imam kapel yang teduh, mengingatkan saya pada suasana altar gereja katolik 'ganjuran' yogyakarta yang memberi kesan teduh bagi-tenang-tentram bagi siapa saja yang memandang ke altar untuk menaikkan doa.

salib utama yang digantung di tembok tengah altar. salib ini tidak memakai tubuh Yesus yang disalib, tapi justru sosok Yesus yang sudah bangkit mulia, dengan kibaran jubah merah dibelakangnya. di tangan kiri Yesus, terdapat merpati putih, lambang roh kudus, sebagai simbol penyertaan Kristus pada manusia sampai pada akhir zaman, setelah ia bangkit dari dunia orang mati. salib bentuk ini mengingatkan saya pada salib di gereja st.matius- bintaro yang terbuat dari perunggu. salib di gereja tersebut juga menampakkan tubuh Yesus yang tidak disalib, tapi yang bangkit dengan merentangkan kedua tanganNya menyongsong kemuliaan

bagian unik dari meja altar adalah lukisan tiga dimensi perjamuan terakhir. dengan bentukan timbul, lukisan ini dilukis dengan menggunakan warna tajam. sayang, kemeriahan bunga di atas altar sering menimbun keindahan ornamen altar ini, sehingga warna terkesan 'tabrakan'. pemilihan warna bunga yang cenderung berwarna netral akan lebih menonjolkan ornamen menarik ini yang mendukung Ekaristi sebagai peringatan perayaan perjamuan terakhir Yesus 2000 tahun yang lalu

gua maria kapel desa putra. terletak di sisi kiri gereja. letaknya persis di sisi kiri pintu keluar. dengan batu batu alam dan efek 'lumut' buatan dan tumbuh tumbuhan yang ditanam di pot pot kecil, gua maria ini cukup memberikan suasana doa yang mendukung. sayang, tempat yang kurang luas membuat umat harus berdesak desakan untuk berdoa di gua maria ini. jaraknya yang terlalu dekat dengan gereja, membuat gua maria ini kurang memiliki 'cukup ruang' bagi umat untuk bisa tenang-diam-hening karena kala kita berdoa di sini, riuh umat di dalam gereja masih terdengar jelas. gua maria ini, saat saya berkunjung ke sana, baru berumur 1 minggu, dan dibangun atas swadaya umat di desa putra.

1 Comments:
Terimakasih 7 tahun yang lalu Anda berkunjung di kapel Desa Putera. Sekarang boleh datang lagi. Terimakasih atas perhatiannya. Tuhan memberkati Anda sekeluarga.
By
Tarcis, at 10:01 PM
Post a Comment
<< Home