mazmur 8
4
Januari 2005, hari pertama saya bekerja di tahun 2005. dalam perjalanan ke kantor, saya melewati jembatan layang di atas rel kereta stasiun tebet, menuju arah tomang-grogol-tangerang. udara pagi itu {pk.05:45} mendung, dengan gerimis yang tidak deras. udaranya sejuk, dan ada sedikit sinar matahari yang mencuri sela diantara awan-awan yang berbaris rapat. di langit lepas yang sedikit biru gelap,saya melihat pelangi! warna-warna itu terlihat sangat jelas karena latar belakang langit yang biru gelap. astaga! indah sekali pelanginya! tak biasanya pelangi terlihat samar dan kabur, tapi kali ini sangat jelas terlihat. Ternyata Tuhan dengan sekejap,bisa membuat keindahan. namun dapat sekejap pula mengubah
keindahan menjadi porak poranda seperti di aceh dan sekitarnya. betapa kecil manusia bila dihadapkan pada kekuasaanNya!
seorang teman lama saya,penerbang junior TNI angkatan darat suatu waktu bercerita pada
saya -setelah ia pertama kalinya menerbangkan pesawat hercules dengan ketinggian ribuan kaki dari darat-. jam terbang pertamanya ia ceritakan dalam emailnya yang saya terima di akhir tahun 2004
".....dari ruang kemudi,saya melihat hamparan daratan dengan batas cakrawala. langit begitu luas terbentang.daratan menjadi tak seberapa luas bila dibanding semesta. betapa kecilnya manusia dari atas langit luas. tak seberapa dibanding luas dan megahnya langit-semesta-cakrawala. kita bisa terus bertanya, alasan apa manusia menjadi sombong dan ingin menguasai dunia dan sesamanya, bila dari ribuan kaki langit semesta raya, manusia seperti sebutir debu di tengah luasnya samudera....."
Lagu berjudul "betapa mulia nama tuhan", lagu karangan tom fettkeyang diterjemahkan dari syair aslinya "the majesty and glory of your name"yang dikarang pertengahan tahun 1979,menjadi sebuah lagu yang sangat bermakna
ketika saya menyanyikannya dalam festival paduan suara gerejawi di yogya tahun 1999. refleksi saya terhadap lagu ini,mengingatkan kita, betapa kita hanya sebutir debu di tengah alam raya ini.
tapi, siapakah aku (kita semua) siapakah aku (kita)yang telah dikau (Allah) sayang? sehingga kita diberi kemuliaan dan hormat untuk layak diselamatkan?
Betapa Mulia Nama Tuhan
inspirasi lirik dari mazmur 8
arr by tom fettke
bila ku menatap kaki langit,
melihat ciptaan jarimu
bulan bintang di jagad raya
siapa daku yang telah dikau sayang..??
kau bri mahkota kemuliaan dan hormat
kau ciptakan seturut rupa dan gambarMu
segala kuasa tlah dikau serahkan
ternak di padang, unggas di udara, ikan di laut
siapa daku..,
siapakah daku
yang telah dikau sayang?
allah tuhan,betapa mulia nama tuhan
di seluruh alam semesta
allah tuhan,semua makhluk memuja dikau
kami juga, kami juga
alleluya,alleluya,betapa mulia nama tuhan
alleluya,alleluya betapa mulia nama Tuhan
alleluya...alleluya...alleluya...!!
Mazmur 8
Untuk pemimpin kor. Menurut lagu Gitit.
MazmurDaud.
Ya Tuhan, Allah kami,
kuasa-Mu termasyhur di seluruh bumi!
Keagungan-Mu yang mengatasi langit
dinyanyikan oleh anak-anak dan bayi.
Pemerintahan-Mu teguh tak tergoyahkan
untuk membungkamkan musuh dan lawan.
Bila kupandang langit yang Kauciptakan
bulan dan bintang-bintang yang Kaupasang,
apakah manusia itu, sehingga Kauingat dia,
siapakah dia,
sehingga Kaupelihara?
Tetapi Kauangkat dia hampir setara dengan Allah,
kaumahkotai dia dengan keagungan dan kehormatan.
Kauberi dia kuasa atas alam raya,
seluruh ciptaan-Mu Kautundukkan kepadanya:
domba, sapi dan ternak semuanya,
juga binatang di padang belantara;
burung-burung dan ikan-ikan,
semua makhluk di dalam lautan.
Ya Tuhan, Tuhan kami,
keagungan-Mu termasyhur di seluruh bumi!