oleh oleh dari vatican
hari jumat 21 april 2005 yang lalu, saya sempat ngobrol dengan teman saya, akis-joseph kristanto (pelatih paduan suara saya saat di universitas atma jaya) lewat fasilitas yahoo chatt. Sejak 3 tahun yang lalu, ia menetap di jerman. walaupun setiap tahun, ia selalu menyempatkan diri pulang ke indonesia, tapi sulit bagi kami untuk janji bertemu karena kesibukannya melatih vokal/piano privat untuk murid-murid ‘fanatik’-nya di jakarta. syukurlah, berkat teknologi ‘chatting’, kami masih bisa menjalin kontak satu sama lain.
di tengah-tengah pembicaraan saya menanyakan perkembangan kuliah vokalnya di kota freiburg-jerman, spontan saya menanyakan apakah ia sempat ‘melayat’ alm bapa suci yohanes paulus II (mengingat jarak jerman dan vatikan relatif dekat, siapa tahu mereka menyempatkan diri ke sana). jawaban yang mengejutkan, ketika teman saya menjawab bahwa sehari sebelum kepergian bapa paus, ia dan tommy-budi utomo prabowo (pianis, ex pelatih ps st. caecilia katedral jakarta, yang juga sedang bersekolah di freiburg-jerman), sedang berada di kota vatican, untuk sekedar rekreasi melepas kejenuhan belajar musik di negeri hitler itu. mereka tiba di vatican city, rabu 30 mar 05 dan berencana menghabiskan hari di kota itu sampai rabu 6 april 05.
siapa sangka, mereka menjadi saksi peristiwa sedih sekaligus mengharukan, dimana tokoh besar dunia, paus yohanes paulus ii dipanggil Tuhan pada hari sabtu, 2 april 05 pk.09:27 waktu setempat. tak sabar saya langsung membombardir dia dengan pertanyaan-pertanyaan seputar pengalaman mereka di sana. dan tak lupa, ia mengirimkan beberapa foto yang berhasil ia ambil selama di sana. sayang, format tanggal dalam kameranya tidak muncul sesuai tanggal sebenarnya, karena baterey habis ;-) tapi sedikit banyak ia masih ingat saat-saat dimana foto tsb diambil. semoga oleh-oleh rekan saya ini, bisa juga ikut dinikmati teman-teman semua.
rabu, 2 april 05, tiba di vatican dengan pesawat ryan air dari jerman. hari pertama langsung mengunjungi lapangan basilika st.peter yang penuh dengan peziarah dari seluruh dunia. hari ke-2 dan ke-3 juga sempat mengikuti misa pagi di st.peter. saat hari ke-3 di awal misa, pastor mengumumkan permohonan intensi khusus untuk bapa suci yang sudah kepayahan menghadapi penyakitnya (near death). sejak saat itu, setiap hari sampai malam, lapangan st.peter semakin dipenuhi peziarah yang tak henti-hentinya memanjatkan doa bagi kondisi terbaik bapa paus.
Foto 1 : akis, sedang menancapkan lilin tanda doa bersama ratusan lilin dan kertas doa yang ada di sisi tepi lapangan st.peter. walau hari gelap, doa-doa dari peziarah terus menerus dipanjatkan.
Foto 2, 3 : akis di halaman st.peter
Foto 4 : tommy di tengah para peziarah lapangan st.peter.
sehari sebelum hari wafatnya bapa paus, kedua teman saya sempat memasuki basilika st.peter dan mengambil foto atap kubah yang luar biasa indah.
tommy dengan para peziarah yang tak henti-hentinya berdoa rosario untuk kondisi bapa paus. tampak wajah-wajah resah para peziarah menantikan kondisi bapa paus yang saat itu memasuki masa kritis.
foto di atas adalah kondisi st.peter saat malam hari, dimana para peziarah semakin memadati lapangan st.peter. seluruh mata peziarah resah memandang jendela tempat kamar pribadi bapa paus, dimana bapa paus sedang berjuang menerima penderitaan lewat penyakitnya. seorang uskup memimpin doa rosario bagi seluruh peziarah di malam itu. di tengah-tengah doa rosario , tiba-tiba lampu kamar bapa paus menyala (yang tengah memang menyala terus, tapi ada dua jendela di kanan dan di kiri yang dalam waktu yang hampir bersamaan bernyala, sehingga ada tiga jendela bernyala dari kamar bapa paus). hal itu membuat para peziarah ‘curiga’ dan saling berbisik satu sama lain mengapa ada 2 jendela tiba-tiba menyala. doa rosario sempat berhenti sejenak. tepat pukul 09:27 waktu setempat, dan saat doa rosario sudah memasuki peristiwa ke-2, uskup yang memimpin doa rosario, mengumumkan dengan bahasa italia :
“il santo padre e ritornato a casa padre in ciello....”
- bapa suci telah kembali ke rumah bapa di surga –
sontak seluruh peziarah mengekspresikan kedukaannya saat itu. banyak yang menangis (termasuk kedua teman saya), beberapa dari para peziarah mengangkat tangannya, tanda kelegaan akan berakhirnya penderitaan fisik bapa paus yang berakhir pada kematian yang mengharukan. sebagian besar sontak langsung bertepuk tangan…!!! Sambil menyerukan tak henti-henti
“giovanni paulo…!!, giovanni paulo….!!”
- yohanes paulus..!!, yohanes paulus…!!” –
setelah beberapa saat, uskup kembali melanjutkan doa rosario bersama para peziarah sampai peristiwa terakhir.
foto jendela kamar bapa suci paus yohanes paulus ii sesaat setelah ia dipanggil Tuhan. teman saya memotretnya persis di bawah jendela kamar bapa suci. foto 1 memperlihatkan dengan jelas ke-3 jendela kamar yang menyala yang mengundang kecurigaan dan tanya peziarah saat itu berkaitan dengan kondisi kritis bapa paus. foto 2 adalah jendela utama kamar bapa paus, yang terus menyala selama masa kritis beliau. di lapangan st.peter, ribuan peziarah tak pernah lepas pandangannya dari jendela ini, menanti jawaban akan kondisi bapa paus, sambil menaikkan doa rosario suci.
lilin, foto bapa paus, kertas doa sesaat setelah pengumuman kepergian bapa paus.
setelah kabar wafatnya bapa suci paus yohanes paulus II, basilika st.peter sempat ditutup untuk sementara waktu. Lapangan basilika baru kembali di buka pada hari selasa, 5 april 05 pukul 4 subuh untuk memberi kesempatan penghormatan terakhir seluruh peziarah pada jenazah bapa suci paus yohanes paulus ii. kedua teman saya berkesempatan ikut mengantri pada hari pertama dini hari. beruntunglah kedua teman saya ini mendapat losmen yang jaraknya hanya satu gang/jalan dari tembok vatikan (5 menit jalan menuju basilika st.peter). 1,5 jam lamanya kedua teman saya ini berdiri di dalam antrian para peziarah, dari jam 4:30 pagi hingga jam 6 sore. beruntunglah mereka.., karena menurut cerita, antrian di hari selasa pagi (di atas pk.07:00) peziarah harus mengantri minimal 5 jam untuk memasuki ruang persemayaman jenazah bapa suci. bagi mereka yang berkesempatan melayat saat rabu pagi, harus bersedia antri 12 jam sampai ke dalam ruang basilika..!! selama antrian berlangsung, banyak dari mereka memanjatkan doa rosario suci, dan bernyanyi lagu-lagu taize. beberapa dari mereka juga ada yang menyerukan..
iohanni paulo…!! *plok *plok *plok…,iohanni paulo…!! *plok *plok *plok…
- berseru, “yohanes paulus..!!” diikuti dengan tepuk tangan 3 kali…
“yohanes paulus..!!” diikuti lagi dengan tepuk tangan 3 kali, sebagai ungkapan duka masyarakat italia.
saat memasuki ruang persemayaman jenazah bapa suci (sekitar pk.06:00), pelayat tidak diperkenankan berhenti (walau sejenak) di hadapan jenazah, mengingat antrian yang begitu panjang. teman saya sempat mengambil foto pada saat jarak terdekat dari jenazah bapa suci (sekitar 5 meter). jenazah diapit oleh dua prajurit vatikan, dan wajah bapa suci terlihat lebih tirus, kusam dan kering. walau ratusan orang berjubel antri, namun keheningan dan kekusyukan tetap terjaga.
setelah selesai mengantri pada hari selasa pagi, dan menghabiskan liburan di kota vatican, hari rabu 6 april 05 mereka meninggalkan kota vatican menuju freiburg-jerman. untunglah mereka menjadualkan kepulangan pada hari yang tepat, karena keesokan harinya (kamis dan jumat, 6-7 april 05) seluruh penerbangan dari/ke vatikan ditutup untuk persiapan pemakaman bapa suci dan mengantisipasi kepadatan kota vatican.
Trims buat akis yang sudah berbagi pengalaman liburan yang menyenangkan sekaligus mengharukan.